Tafsir As-Sa’di : Pendahuluan Penulis

31 Oktober 2010 § Tinggalkan komen


PENGANTAR PENULIS

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah menurunkan kepada hambaNya sebuah pembeda yang mampu membedakan antara yang halal dan haram, orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka, dan kebenaran dan kebatilan, dan Dia menjadikan pembeda tersebut dengan rahmatNya sebagai petunjuk bagi seluruh manusia secara umum dan bagi orang-orang yang bertakwa secara khusus, dari kesesatan kekufuran, kemaksiatan dan kebodohan, kepada cahaya keimanan, ketakwaan dan keilmuan dan Dia menurunkan, pembeda itu sebagai penyembuh bagi jiwa-jiwa dari penyakit-penyakit syubhat dan syahtwat, dan dapat memperoleh dengannya keyakinan dan keilmuan, pada cita-cita yang tinggi dan penyembuh bagi tubuh  dari penyakit-penyakitnya, kekurangannya dan segala rasa sakitnya.

Dan Dia memberi khabar bahwasanya pada pembeda itu tidak ada keraguan dan tidak ada kebimbangan dengan segala bentuknya, karena ia mengandung kebenaran yang agung dalam segala khabar-khabarnya, perintah-perintahnya,  dan larangan-larangannya, dan Dia turunkan dengan kondisi diberkahi, padanya banyak sekali kebaikan, ilmu yang-melimpah, rahsia-rahsia yang indah, cita-cita yang luhur, segala keberkahan dan kebahagiaan akan dapat diperoleh di dunia maupun akhirat yaitu disebabkan dengan tindakan mengambil petunjuk kepadanya dan mengikutinya, dan Dia menjelaskan bahwasanya al-Kitab tersebut membenarkan dan mengakhiri segala kitab-kitab yang terdahulu, maka apa yang dibenarkan olehnya itulah kebenaran dan apa yang ditolak olehnya maka itulah yang tertolak karena ia meliputi semua buku-buku tersebut dan melengkapinya, Allah berkata,

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya kepada jalan keselamatannya” (Al-Maidah : 16)

Ia adalah penunjuk kepada negeri keselamatan, pemberi penjelasan tentang jalan yang menyampaikan kepadanya, sebagai pemberi himbauan terhadapnya, sebagai penyingkap jalan-jalan yang menyampaikan kepada negeri kesengsaraan dan sebagai pemberi peringatan darinya, Allah berfirman mengabarkan tentang hal tersebut,

“Suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah yang Mahabijaksana Lagi Mahatahu.” (Hud: 1)

Ia menjelaskan semua ayat-ayatnya dengan penjelasan yang sempurna, mengukuhkannya dengan segala pengukuhan dan merincinya dengan membedakan segala kebenaran dari kebatilan dan kelurusan dari kesesatan dengan rincian yang menyingkap segala kesamaran, karena ia bersumber dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, maka ia tidak akan memberi khabar kecuali dengan jujur, kebenaran dan keyakinan, dan ia tidak memerintahkan kecuali kepada keadilan, kebaikan dan kebaktian, serta ia tidak melarang kecuali dari hal-hal yang berbahaya baik urusan agama maupun urusan dunia.

Allah juga bersumpah dengan al-Qur’an dan menjelaskan bahawa ia adalah al-Majid, sedangkan al-Majid itu adalah luas dan kebesarannya segala sifat, hal itu karena luasnya makna al-Qur’andan kebesarannya, juga Allah menjelaskan bahwa ia adalah yang memiliki pelajaran, maksudnya menjadi pelajaran dengannya ilmu-ilmu ketuhanan, akhlak yang mulia, dan perbuatan-perbuatan yang shalih, dan yang dijadikan nasihat bagi orang yang takut.

Allah berkata,

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf :2)

Dan Allah menurunkannya dengan bahasa itu agar kita dapat memahaminya dan mendalaminya, dan Dia memerintahkan kepada kita untuk merenungkannya, memikirkan isinya, menyimpulkan segala ilmunya, dan semua hal itu tidaklah demikian kecuali kerana penelaahannya merupakan kunci dari segala kebaikan, jalan menuju pengetahuan dan rahsia. Oleh karena itu, milik Allah segala pujian dan rasa syukur, yang telah menjadikan bukuNya itu sebagai petunjuk, penyembuh, rahmat dan cahaya, pencerahan dan peringitan, keberkahan serta hidayah dan berita gembira bagi kaum muslimin.

Apabila hal ini telah diketahui, maka terlihatlah betapa perlunya setiap orang yang telah baligh untuk mengetahui makna-makna al-Qur’an dan menjadikannya sebagai petunjuk. Maka sangat pantaslah bagi seorang hamba untuk berusaha keras, mengeluarkan segala dayanya dalam mempelajari, dan mendalaminya dengan metode yang paling dekat untuk memahami Al-Qur’an.

Sesungguhnya telah banyak sekali tafsir-tafsir pata ulama terhadap kitabullah ini, ada mufassir yang panjang lebar hingga keluar pada sebagian besar pembahasannya dari yang dimaksudkan, ada juga yang sangat sederhana sekali yang hanya mencukupkan dengan menyelesaikan makna bahasanya saja terlepas dari makna yang dikehendaki.

Dan yang seharusnya dilakukan adalah menjadikan makna itulah yang dimaksudkan sedangkan lafazh hanyalah sebagai jembatan kepadanya, maka ia harus memperhatikan konteks pembicaraan, dan untuk apa ia dipakai dalam konteks tersebut, lalu ia membandingkannya dengan hal yang serupa objek pembahasan tempat yang lain, sehingga ia tahu bahwa hal itu dipakai untuk memberikan petunjuk kepada seluruh makhluk, yang berilmu dari mereka mahupun yang bodoh, orang kota maupun orang desa. Maka memperhatikan konteks ayat dengan mengetahui tentang kondisi-kondisi Rasulullah dan kehidupannya bersama para sahabatnya dan musuh-musuhnya saat turunnya ayat tersebut adalah di antara hal yang paling besar dalam rangka mengetahui kitab tersebut dan memahami maksudnya, khususnya bila ditambah juga dengan pengetahuan dasar tentang bahasa Arab dalam berbagai macamnya.

Barangsiapa yang diberi taufiq dengan hal itu semua, maka wajiblah baginya mulai merenungkan, mendalami, banyak memikirkan lafazh-lafazhnya, makna-maknanya, segala perkara yang bersamanya, segala perkara yang dikandungnya dan segala hal yang dimaksudkan oleh konteks maupun teksnya, dan apabila ia telah mengerahkan segala upayanya dalam hal itu maka pastilah Allah lebih dermawan dari hambaNya, pastilah Dia akan membukakan baginya dari ilmu-ilmuNya beberapa perkara yang tidak mungkin dapat diperoleh hanya dari pencahariannya.

Ketika sang Pencipta menganugerahkan kepada saya dan kepada saudara-saudara saya untuk menyibukkan diri dengan kitabNya yang mulia sesuai dengan kondisi yang ada pada kami, saya sangat senang sekali untuk menguraikan buku tafsir kitabullah dengan segala yang mampu saya berikan, dan dengan segala sesuatu yang telah dianugerahkan kepada kami. Tujuannya agar menjadi kenang-kenangan bagi orang-orang yang berusaha, alat bantu bagi para cendekiawan, penolong bagi para penjelajah. Dan saya menulisnya juga karena takut akan hilang. Saya tidak memberi fokus pada permasalahan lafazh dan tata bahasa, sebaliknya hanya fokus kepada makna yang ingin disampaikan. Ini kerana hal-hal itu telah dilakukan oleh para pentafsri terdahulu. Semoga Allah memberi mereka balasan kebaikan kepada mereka.

Dan kepada Allah saya mengharap dan kepadaNya saya bersandar agar Dia memudahkan apa yang saya inginkan dan menundukkan untuk saya apa yang saya kehendaki. Jika Allah tidak memudahkanku maka tidaklah ada jalan bagi saya untuk memperolehnya. Dan jika Dia tidak memberi pertolongan atas pekerjaan itu maka pastilah tidak ada jalan bagi seorang hamba untuk menggapai cita-citanya.

Dan saya memohon kepada Allah agar menjadikan usaha ini ikhlas hanya untukNya semata, dan agar memberi manfaat secara umum dengannya, karena Dia-lah Dzat Yang Maha Dermawan lagi Maha Mulia. Ya Allah! sampaikan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya dengan selawat yang penuh berlimpah.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah.

Sumber : Terjemahan Tafsir As-Sa’di (jilid pertama).

Tagged: , ,

Tinggalkan Jawapan

Masukkan butiran anda dibawah atau klik ikon untuk log masuk akaun:

WordPress.com Logo

Anda sedang menulis komen melalui akaun WordPress.com anda. Log Out /  Tukar )

Facebook photo

Anda sedang menulis komen melalui akaun Facebook anda. Log Out /  Tukar )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Tafsir As-Sa’di : Pendahuluan Penulis at Kitab Tafsir Muktabar.

meta

%d bloggers like this: